kok hinaan cinta.... emang cinta pernah menghina kita,,,???? bukannya yang ada, selalu manusialah yang menghina dan mempermainkan cinta,,, kenapa cinta yang harus disalahkan...???
kalo mau menikmati cinta saya punya resep : Cintailah pasanganmu bukan karena....tapi cintailah pasanganmu walaupun.....belum ngerti? bisa baca selengkapnya di blogku..salam kenal pa kareba?
Bertutur tentang cinta memang tak ada habisnya, Dia tak bernoktah, juga tak bermuara, tetapi dia akan berhenti pada siapa saja yang telah mengundangnya, dari dulu sejak dia tercipta, mungkin sejak adam dan hawa mencecahkan kakinya di tanah surga, dia jauh lebih dulu ada, konon karena dia, kehidupan ini ada, tetapi sejak dia ada, sejak kita mengenalnya, mungkin sejak kita berteman dengannya, Cinta selalu menarik untuk dijadikan persoalan, atau mungkin dipersoalkan ! karena mungkin hidup kita berawal dari cinta, dan mungkin akan berakhir dengan cinta pula, kalau kita beruntung di dalam kehidupan ini !
Beruntung dalam tanda kutip, bahwa cinta tak selamanya di indrai dengan bentuk kebahagiaan, tetapi dia akan berakhir pada sebuah kebahagiaan, karena titik tertinggi yang selalu dikehendaki oleh sebuah cinta adalah "kebahagiaan",
Dia bisa saja seperti kebahagiaan yang hadir tanpa "kebahagiaan", karena pada prinsipnya dia selalu menawarkan kebahagiaan dengan berbagai cara apapun,
melihat bunga yg mekar, mngkin bisa menciptakan perasaan yang tenang, mungkin sj kt akan tersenyum kegirangan, kalau tiba tiba saja kita mengingat kembali kenangan2 manis kita, bahkan kt akan berucap syukur tak terkira, manakala kt berkalung pita penghargaan, itulah contoh bentuk bentuk kebahagiaan yang alami, gambaran kebahagiaan yang tabi'i, Namun di dalam kehidupan ini, ada hal yang mungkin tidak bisa kita mengerti,tetapi dia mampu mengajarkan hal lain yang bisa kita renungkan didalm ktidakmengertian itu, karena semuanya berawal dari ketidakmengertian,tetapi semuanya itu butuh kontemplasi, iya toh ?
Tidakkah kt pernah berpikir, ketika menengok sejarah nabi isa yang berteman dengan kemiskinan, mungkin dialah yang termiskin yang pernah di miliki oleh sejarah, bagaimana ketika ia hanya tidur bertilam pasir, berkaca dengan air,dan bersisir dengan jari jemarinya, coba imajinasikan, bagaimana kehidupannya saat itu ? saat2 dimana hari harinya dilalui tanpa berpikir materi, tiada hari selain hanya kekurangan, tetapi justru kemiskinan itulah yang membuatnya dia bahagia, bukan bahagia semata mata karena dia nabi, bukan karena dia dititahkan sebagai pembawa risalah, tetapi dia bahagia karena dia mampu melihat alam dan kebahagiaan itu dari sudut pandangnya sebagai orang yang tak berpunya. karena dia belajar untuk mencintai dirinya, mencintai apa yang telah ditakdirkannya, mencintai kehidupannya, karena dengan cinta, dia mampu melahirkan sosok pembawa risalah, untuk kemudian membentuk masyarakan madani yang berlabel "cinta dan damai",
jadi cinta dan kebagiaan adalah dua paket yang mungkin tak terpisah, cinta melahirkan kebahagiaan dengan cara apapun, dan kebahagiaan itu adalah titik akhir dari sebuah tujuan kita di dalam kehidupan ini, dan setidaknya kebahagiaan itu adalah sebuah kebutuhan hidup yang senantiasa akan kita cari di mana saja, dan lewat apa saja.
lalu ada yang menyebut bahwa dia adalah sebuah anugerah, sebuah pemberian yang tulus dari Sang esa, tetapi apa yang disebut dengan "anugerah"? anugerah itu sebuah hadiah yang sangat mulia, sebuah penghargaan yang tertinggi, karena dia sendiri datang dari sesuatu yang sangat agung, karena dengan kemuliaannya, justru cinta itu sangat penting untuk menemani kita di dalam kehiudpan ini, kalau dia mulia, kalau dia sangat begitu luhur, bagaimana bisa dia menghina ?
Saya tidak hendak memanjakan cinta, saya pun enggan untuk mendewakannya, tetapi justru cintalah yang memuliakan kita, bukan menghina kita, karena memang dia tidak pernah diajarkan untuk menghina, menistakan kita, kalaupun ada hinaan seprti itu, saya kira bukan hinaan cinta, tetapi hinaan para penghina cinta, atau kebohongan para pendusta cinta, hehehe
cinta pun seprti layaknya agama, dia bisa menjadi sesat, tidak sebening dengan namanya, bahkan bukan hanya sesat, tetapi jg mngkin menyesatkan, kalau dia berada di tangan orang orang yang tidak bertanggung jawab, berada di bawah kekuasaan orang orang yang menjadikan cinta itu berubah menjadi tirani, yang telah membuat agama kehilangan ruh dari kehendak ilahi.
Saya kira anda tidak hendak membuat persepsi tentang hinaan cinta, tetapi anda sedang mengurai perasaan anda terhadap para pelaku cinta, yang mencoba menebarkan cinta tanpa cinta, yang mencoba cinta itu hanya sekedar kata kata, tanpa perbuatan dan pembuktian ! yang kemudian menjadikan cinta itu tidak hanya sekedar persoalan perasaan belaka, hehehe
Saya yakin bahwa cinta itu tidak akan bisa bertasbih, bahkan bertakbir, kalau dia tidak berada di dalam pribadi yang selalu menggemakan tasbih dan takbir, karena apapun itu, termasuk cinta butuh seorang penggerak untuk bisa membuat dia tergerak, bertasbih, dan bertakbir, seperti layaknya anda yang sedang diajak nonton KCB, jadi butuh pengaruh dari luar, baik dalam bentuk ajakan ataupun tawaran, untuk membuat kita terpengaruh untuk bisa menghadiri tontonan itu, tetapi pengaruh dari luar saja belum cukup, harus ada pengaruh dari dalam diri kita juga, yaitu bentuk respon dari luar, untuk kemudian menentukan pilihan, apa saya harus pergi atau tidak ! bukankah begitu ? hehehehe *ajak ajak juga dong nonton*
Ekspresi dari tutur bahasamu sangat indah, tetapi tidak semua mata mampu memandangnya, tidak semua pikiran bisa meresapinya, dan tidak semua mata hati mampu mendengarnya, karena kami punya mata, pikiran, dan mata hati yang tidak terlatih, tidak teredukasi, karena kami memiliki indera yang kurang tajam, untuk membelah buah itu yang penuh sari dan makna, karena kami hanya memiliki satu kaki untuk mengerjar liarnya imajinasi itu, karena kami adalah kami, yang tidak seprti andah,*pake "h" biar okkotski* heheheh
@between 2 big trees heheh,pengalaman juga nih yah kayaknya. hoho *canda
@iwan setiawan salam kenal. akan secepatnya ke blogmu wan. krna LEBIH CEPAT LEBIH BAIK,hehe *promosi nih..
@La Creator Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih atas ketidakbosanannya mengunjungi cakaran blog kumuh ini.terima kasih juga atas komentarnya yang jujur kuakui sangat menggugah perasaan.Sosok yang nampaknya sangat mengenal ku.atau hanya perasaanku saja yang terlalu geer di kenal,hehe.. tapi atas semua itu kuucapkan terima kasih.terima kasih atas penghargaannya.kedatangan la creator selama ini mmng sudah kuanggap sebagai penghargaan besar bagiku,ada atau tanpa comment..
Namun sebelumnya, saya juga ingin menyempurnakan nama sy yg mungkin secara tidak sengaja telah dipincangkan tanpa menulis huruf "E" pada ekor namanya "La CreatorE",hehehe Mungkin satu huruf itu tidak begitu penting, tetapi dia merupakan satu kesatuan yang membuat sebuah kesempurnaan, yang kemudian melahirkan sebuah makna. Ada atau tanpa satu huruf itu mungkin tidak akan mengurangi kandungan artinya, tapi setidaknya kita terlatih membiasakan diri untuk menghormati penulisan secara benar, *kayak guru saja*hehehe
Saya tak hendak mempersoalkah hilangnya huruf terakhir itu, mungkin dia tercuri, atau mungkin saja saya yang tidak melihatnya, entah terseret ke mana, tetapi apapun itu saya hanya ingin memperjuangkan orisinalitas, karena dia terinspirasi dari bahasa negeri pizza, maka "E" itu adalah harga mati untuk sebuah penyebutan itu, tanpa dia mungkin saja dia akan kehilangan ruh dan maknanya, hehehe...
Bagaimana saya bisa bosan berkunjung, kalau saya sendiri tak pernah rajin berkunjung, karena hanya orang yang rajinlah atau orang yang sering seringlah yang berpotensi mengalami sindrom "kebosanan",kalau saya jarang dan cuman sekali kali bertandang ke sini, bagaimana mungkin saya bisa menderita penyakit kebosanan ? hehehe
saya tidak memiliki kemampuan mengetahui isi hati dan perasaan setiap orang, saya tidak mempunyai kelebihan seperti edward, tetapi kalau komentar iseng ini telah menggugah perasaan, alhamdulillah, yang penting tak menggugat perasaan, kalau yg itu naudzubillah, hehehe
Sosok yg nampaknya "mengenal" anda ??? Ya, mungkin saja,tetapi untuk tidak terburu buru menilai, ada baiknya kt menggarisbawahi kt "mengenal", kalau kata itu dijabarkan sebagai orang yang sudah melihat anda dan mengetahuinya, baik itu dgn bertatapan wajah, ataupun mngkin lewat pertemuan yg tak disengaja, saya kira,saya ini masih termasuk pribadi yang mngkin belum mengenal anda, tetapi kalau kata "mengenal" itu mengalami perluasan, tidak hanya terikat pd pertemuan, perkenalan dan persahabatan, tetapi mngkin ada ikatan2 lain yg menyebabkan kt bisa mengetahuinya, mengenalnya dan memahaminya, seperti mungkin ketika kt diperkenalkan kepada aristoteles dan plato lewat aktivitas filsafatnya, mungkin kt jg mengenal Hitler dengan kediktatoran yg pernah diperankannya di pentas sejarah, atau mngkin kt mengenal para nabi kita karena kemuliaanya sbg wakil tuhan di dalam risalahnya, mereka semua adalah para pelaku sejarah yg hidup tidak segenerasi dengan kita, lalu knp kt mengenalnya ? setidaknya mengetahuinya ? karena kt berusaha untuk membaca sejarah, karena kt memang dididik untuk mengenalnya, kalo mengenalnya dengan cara seprti ini, besar kemungkinan sy jg mngkin mengenal anda, tp saya hanya mengenal anda dalam "batas batas" tulisan anda,krn tulisan jg tidak mampu sepenuhnya bisa menggambarkan diri kita,tapi setidaknya tulisan itu jg punya sedikit pengaruh yg terpancar dari cerminan jiwa kita,
Jadi, sy mngkin termasuk sosok yg mengenal anda, tanpa harus tau siapa anda, dan seprti apa anda, tetapi saya tahu bahwa saya telah mengenal anda dalam setiap laku dan gerak gerik perasaan anda, yg kemudian jatuh terburai membentuk bait bait kalimat, dengan gaya narasi yg puitis, dramatis, tetapi kadang juga anggun dan humoris, hehehe....
Benar, memang saya menghargai, setidaknya ada bentuk apresiasi, tetapi menghargai tidak selalu sama dengan memberikan penghargaan, sebab penghargaan itu sudah anda genggam, telah anda dapatkan tanpa harus diberikan oleh siapapun, sejatinya penghargaan itu berasal dari dalam diri anda sendiri, adapun dari orang lain, itu hanyalah sebuah balasan, sebuah upah, sebuah imbalan, karena kita pandai menghargai diri kita sendiri, dan karena kita hidup di alam yg memberikan balasan untuk setiap yg kita lakukan, bahwa kita percaya sesungguhnya suatu saat nanti semuanya akan berbalas di hari pembalasan
Dan saya kira kedatangan saya bukan sebagai seorang pengunjung, jadi tak sepatutnya dihadiahi sebuah penghargaan, tetapi kalau anda ngotot,ya sebaiknya sy manut aja, jadi,saya ini mau dihargai berapa ??? hehehe Tdk mungkin anda menjadikan sy sebagai objek penghargaan buat anda, kalau saya sendiri tdk menghargai anda dalam bentuk "berkomentar", adanya penghargaan karena diawali oleh komentar, karena komentarlah yg membuatnya dia jadi berharga, jadi tiadanya komentar, berarti meniadakan tidak adanya penghargaan, iya toh ? bagaimana mungkin bisa kt memberikannya penghargaan, kalau tidak ada penyebab yg melahirkan adanya penghargaan itu ?
Mungkin karena anda punya paham, ada tidak adanya penyebab itu, kamu tetap ada, hadir tidaknya komentar itu, kamu tetap berharga, hehehe *sory kalau t-e-r-l-a-l-a-l-u* hehehe
Met kenal, memang agak terlambat, tapi itu tidak membuat kt tak jadi berkenalan kan ? *salam persahabatan*
@La creatore yang sebelumnya ku tulis la creator tanpa embel E di belakangnya
Jujur saja,ku akui kalau aku harus bingung hendak memulai kalimat ku dengan apa *ini juga udah dimulai* hehe..Nah,mungkin harus ku malai dengan kebingungan.Kebingungan atas kecerobohan ku menuliskan namamu yang tentu saja punya arti mendalam bagimu,meski anda mengatakan itu takkan mengubah arti,tapi tetap saja itu mampu menghadirkan rasa bersalah yang besar bagiku,dan untuk itu aku minta maaf.maaf yang sebesar-besarnya.maaf yang unlimited *kayak M2 aja,hhee*
Kebosanan karena ketidakrajinan berkunjung ?yah yah yah,itu mungkin benar, namun saja sebenarnya aku sangat berharap bahwa anda akan selalu berkunjung. Aku memujimu. Aku menyanjung mu. Setiap kalimat2mu bak narkotika yang mampu menghipnotis setiap pembaca untuk ingin terus membaca dan membaca tulisan mu. Ini tidak berlebihan loh,hehe..*kayaknya saya sudah tahu kalau anda akan berkata demikian,jadi nangkis sebelum di komentarin,hehe*
Edward dan engkau ? Tentu saja akan lebih ku pilih dirimu, walau tak kupungkiri si Edward cakep, keren da memesona,hehe *loh ?kok jadi napsu begini ngomongnya ?hihi.. Tapi memilih disini jangan lah engkau artikan sebagai apa, hanya jika dibandingkan, nampaknya engkau sosok yang sangat mengerti orang lain..
O iah,mengenai kata mengenal itu.sudah kukatakan diawal bukan bahwa mungkin hanya sosok diriku saja yang t-e-r-l-a-l-u kegeeran.Namun jika persepsi mu mengenai 'mengenal' yang tentu saja ditujukan untukku itu hanya sebatas perumpamaan mu,maka tak salahkan bila ku katakan bahwa aku juga mengenal mu ? Bahkan kita sudah lama saling mengenal. Saling mengenal lewat tulisan tentunya,hehe..
Penghargaan ? Penghargaan itu tentu daja atas apresiasimu di blog kecil ini.Aku tahu, engkau mungkin orang yang hebat,jauh lebih pandai bermain kata dariku, puitis, humoris, dan mungkin juga romantis,hhehe..Tapi itu semua tak membuatmu tinggi hati untuk berkunjung ke blog kecilku ini.Maka olehnya pengharhaan yang sangat untukmu.
Tidak ada yang terlamabat.Semuanya masih dini.Dalam mencari teman dan sahabat akan selalu ada peluang besar yang terbuka.Tak ada salahnya berteman dengan siapapun kan ? Yah,mungkin bisa ketemu jodoh,hehe *bercanda.. -Salam Hangat Persahabatan- Sungguh sangat beruntung 'mengenalmu',hehe..
Ijinkan aku untuk mengawali cakaran ini dengan tertawa, mungkin itu tidak etis, tetapi tertawa karna lucu, itu juga bagian dari hukum alam yg manusiawi, mungkin anda memang orangnya lucu, atau mungkin saja krn saya yang sudah menganggap anda lucu, atau mungkin lebih dari itu, lebih lucu, mungkin plus lebih lugu, saya kurang tahu, tetapi memang kita punya hak menilai orang, menilai dengan cara pandang kita,dan saya kira tak ada yang salah untuk itu.
saya tak sedang berbicara ttg kejujuran, tetapi saya berusaha untuk mendengar bisikan hati nurani, dan bahwa saya kiranya tak gemar dengan pujian dan sanjungan, saya tak sedap hati untuk bisa mendengar hal hal seperti itu,tapi tenanglah, saya masih tidak begitu bodoh untuk bisa menghindar dari gempuran pujian dan sanjungan itu, walaupun mungkin pada umumnya orang suka dan bahkan itulah yg selalu dicari agar ingin dipuji, disanjung dan ditinggikan, tetapi ingat, saya ini bukan dari kebanyakan orang seprti itu, karena saya mungkin termasuk warga yg dibesarkan oleh masyarakat yg punya kultur "sering memuji, bkn karena sekedar ingin dipuji, gemar menyanjung, tetapi tak butuh sanjungan", mungkin terdengar agak misterius, tetapi bukankah masyarakat itu bagian dari kehidupan ? dan tidakkah kehidupan itu sendiri adalah sebuah rahasia yg selalu akan dilingkupi oleh misteri?
Puji dan sanjungan itu, atau apapun yg bisa membesarkan hati setiap hati orang, itu tidak berarti adalah sesuatu yg menyenangkan. Bisa saja menyedihkan mungkin, karena anda menyanjung orang yg tak berhak untuk disanjung, memuji yg tak layak pujian, tetapi sekedar mengingatkan, saya akan selalu punya cara untuk menyukai hal hal yg sebenarnya mungkin saya tidak senangi, karna saya beranggapan semua kata kata yg membesarkan hati itu bg orang lain, adalah sebuah gaya anda untuk bisa membuat saya tertawa, tetapi mungkin dengan cara yg tak disengaja, atau pun mngkin yg tak pernah terpikirkan oleh anda, Mungkin anda tak berniat untuk melucu, tak ada rencana untuk membuat saya tertawa, tetapi ingatlah tak semua orang tertawa hanya karena memang itu lucu, tetapi saya tertawa karena anda telah membuat saya bisa menikmati lelucon anda yg mungkin "terlalu" dan "berlebihan" itu, terlalu memuji, dan berlebihan menilai, tetapi memang itu adalah hak anda, tak ada larangan tak ada batasan, namun untuk itu tak usahlah kita gegabah untuk menilai sesuatu, anda boleh beranggapan apa saja kepada saya, bahkan mungkin anda boleh bilang, bahwa saya ini ngawur dan kurang waras, sebab tidak begitu senang dengan sanjungan, dan kurang begitu akrab dengan pujian, mngkin akan timbul anggapan kalau saya ini manusia yg tidak dilahirkan di atas bumi, mungkin alien yg datang dari planet lain yang punya rupa mirip manusia, tapi tidak mengenal kehidupan manusia, dan memang itulah yang saya kehendaki, saya ingin berlari sejenak meninggalkan kewarasan ini, untuk kemudian bersandar di dalam istana ketidakwarasan, sekalipun itu hanya sesaat, hehehehe
Hati hati ! jadi anda sekarang berhadapan dgn manusia yg "kurang waras", yg mngkin belum sampai pada taraf "tidak waras", tetapi tak usah gelisah,tetaplah tenang, karena saya ini bukan bajul, bukan orang jahat yg gemar menyebar virus kejahatan, jika saja kekurangwarasan itu divonis sebagai bentuk kriminal, hehehe
Edward dan saya ? tentu saja beda, kalau edward itu dari dunia vampir, sy mngkin dari garis keturunan mak lampir, kalau dia sangan begitu keren, saya cmn bisa ngarep jadi orang beken, kalau dia punya pesona, saya mungkin cmn gemar tebar pesona, alias tebar fitnah, hihihi tak usahlah kt beda bedakan,toh kt tetap sama di mata Tuhan, namun untuk itu saya kira saya rasanya perlu berterima kasih pada anda, karena setidaknya anda sudah memilih saya tanpa harus berkampanya lebih awal, entah dengan pertimbangan apa, atau mungkin tanpa pertimbangan, hehehe
Kemudian sosok yg romantis ??? Sosok yg penuh dengan tanda tanya, mngkin saja, karena saya kira setiap manusia mempunyai jiwa yg romantis, namun untuk menumbuhkan sikap itu, saya kira tiap individu punya cara pengungkapannya masing masing,tetapi klo dibilang cowok romantis, seperti imajinasi yg lazim dalam film2, yg memberikan sekuntum bunga pada kekasihnya, yg hanya bisa menatap kekasihnya lewat purnama, yg selalu mendendangkan sebuah lagu untuk mengiringi malam malamnya, saya kira saya amat jauh dr romantis jenis seperti itu, saya kira itu adalah romantis ala romeo, tetapi bukankah kekasih itu memiliki kadar romantis yang berbeda beda untuk pasangannya, iya toh ? Kt hanya butuh mengetahui,mengenali, dan memahami kemampuan sang kekasih yg kt miliki, bahwa dia bukanlah romeo yg kt harapkan akan keromantisannya, hehehe
Tetapi yg paling penting untuk semua itu adalah terjaganya kasih sayang, sebab romantis itu sendiri adalah salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang, dan kita tak mesti jadi romantis, untuk bisa menumpahkan kasih sayang kita kepada orang lain, iya toh ? bentuk romantis kt kepada orang tua adalah berbakti kepadanya, bentuk romantis kepada teman kita adalah berusaha untuk menjaga arti persahabatan itu, bentuk romantis kita kepada pemimpin adalah mentaatinya, bentuk romantis kita kepada bawahan adalah memberikan haknya, dan bentuk romantis kita kepada alam adalah berusaha untuk mencintai alam itu, makanya jangan buang sampah di sembarangan tempat, jangan asal menebang pohon, yang penting jangan buat alam sampai marah, karena kalau dia marah, bisa terjadi marabahaya, kt bisa kena bencana, lihat saja bencana bencana alam di negeri kita yang tak berkesudahan, itu bukan sekedar persoalan takdir, tetapi itu juga karena adanya campur tangan kita, campur tangan orang orang yg tidak bisa bersikap romantis kepada alam, bagaimana bisa alam menjaga kita, kalau kita sendiri enggan untuk memeliharanya, dan bagaimana bisa alam mencintai kita, kalau kita sendiri tidak berusaha untuk mengungkapkan rasa cinta kita kepadanya ? hehehehe *lg berkampanye mendeklarasikan program "cinta alam", hehehe
Kemudian sosok yg bisa mengerti orang lain ??? bagi saya ini adalah sebuah tantangan, dan saya kira ini jg pernyataan yg nyaris berlebihan, tetapi tak apalah, saya anggap ini adalah bentuk doa agar suatu kelak nanti,saya bs benar benar menjadi orang seprti itu, Amien !!! persis apa yg dikatakan oleh orang tua saya, bahwa tak ada usaha yg "gagal" untuk menjadi orang yg bisa "dipahami", kalau kt sejak dini belajar dan berusaha untuk "memahami".
Sy kira harapan anda itu akan segera di dengar oleh para penghuni langit, mngkin saya akan jarang berkunjung, tetapi saya akan lebih sering "bersilaturahmi", karna kt punya ikatan sebagai anak bangsa, seyogyanyalah benang benang persaudaraan itu kita rajut kembali, merdeka !!! *orasi seorang orator, yg mendengkur tanpa pendengar* hehehehe
Tapi untuk semua itu sy jg ingin haturkan terima kasih, untuk sebuah tawa hari ini, krn saya yakin orang punya caranya tersendiri untuk bisa membuat orang tertawa,tanpa dia mungkin sadari kalau dia berhasil membuatnya tertawa, malah mngkin jg bs tertawan, hehehe Dan bahkan Tukul pun sendiri mampu membuat manusia tertawa, dan tdk hanya manusia,tetapi dia jg bisa membuat suasana jd membahana dengan gelak tawa yg menggema, karena dia berhasil menertawakan dirinya sendiri, karena dia bisa menempatkan dirinya sebagai bahan tertawaan, karena dia mampu mengekspos segala kelebihannya di balik serba kekurangannya, dan karena dia tahu "bagaimana mestinya menghargai kemampuannya",hehehe
Saya tidak sedang membandingkan anda dengan mas tukul, semua manusia memiliki kepribadiannya masing masing, dan semua dari kita punya cara masing masing dalam mengungkap kepribadian dan jati diri itu, tapi saya hanya ingin bilang, Lelucon anda pada episode kali ini benar benar menjadikan saya orang yg bisa menikmati "rasa tertawa" itu, thanks before....
Lebih puitis, humoris,dan jg mngkin romantis ??? serta sosok yg bisa mengerti orang lain ??? Wauwwwww...busyet bin dahsyat deh ! masihkah ada orang seprti ini ? sungguh sebuah pengakuan, pernyataan yang nyaris menemukan kesempurnaan, Tapi sy kira, saya tak sepuitis amat dgn anda, sy hanya mencoba untuk selalu belajar merangkai pikiran yg berserakan, sy hanya mencoba membangun kalimat kalimat yg berguna untuk kehidupan, dan karena saya tahu bahwa agama kita adalah agama peradaban, islam adalah peradaban kata kata, peradaban kalimat, dan peradaban makna, maka sebagai muslim, tentulah saya merasa berkewajiban untuk bertutur manis, tanpa harus dipaksakan puitis, karena sebenarnya sesuatu yg puitis, tidak hanya karena mengalami proses puitisasi, tetapi lebih karena dia mampu menemukan dan menyelaraskan pertautan diantara pikiran dan perasaan, yg kemudian membentuk sebuah kombinasi yg singkron di dalam pengungkapan. dan itulah bentuk keindahan yg mungkin terlupakan.
saya tdk berusaha untuk menjadi org humoris, agar anda tertawa, tetapi saya siap menjadi org yg manis, agar anda bisa ceria, karna yg lebih dibutuhkan bukan hanya sekedar tertawa, tetapi bagaimana hati kita bisa gembira, bisa menumbuhkan suasana hati yg tenang,yg senantiasa diruanglingkupi dengan kelapangan dan kegembiraan, karena apa yg diajarkan oleh nenek saya adalah, "berusahalah untuk menjadi pribadi yg dibutuhkan, pribadi yg menyenangkan, namun juga mampu menyejukkan, karena sesungguhnya kegembiraan itu ada pada kegembiraan setiap orang" Bahkan Nenek saya pernah bilang "saya memang tidak bisa puitis untuk menggapai cintamu, saya tak begitu pandai berhumor untuk menciptakan senyuman yg menyungging di pipimu, tetapi aku akan melakukan apa saja, untuk membuatmu gembira, untuk membuatmu ceria, karena hanya ketulusanlah yang pada akhirnya akan menjadi pejuang yang akan berhasil memanen buahnya" dan nenek saya juga melanjutkan ceritanya sebagai pejuang tanah air ini "saya rela mengorbankan apa yang saya miliki, untuk menjadi pejuang yang humanis, dan saya akan menjadi musuh bagi siapa saja yg bertindak sewenang wenang dan sadis ..." *gemuruh semangat nenek saya saat pemberontakan PKI yang menginjak injak nilai nilai kemanusiaan* hehehe
aduh..
ReplyDeletemenyayat banget tuh puisinya tifah..
CINTA....., bak pisau bermata 2
ReplyDeleteSebagai jalan merajut bahgia
namun jika salah, tajamnya pisau menyayat luka
kok hinaan cinta.... emang cinta pernah menghina kita,,,???? bukannya yang ada, selalu manusialah yang menghina dan mempermainkan cinta,,, kenapa cinta yang harus disalahkan...???
ReplyDeletewuahhh, jangan ayo cari lagiiii , biar gak sedih-sedih terus :D
ReplyDelete@mbak henny
ReplyDeletehehe,lagi patah hati kak..*halahh..
@ijo
mantebb !!
join nulis aja entar di blog ku..
@rangga
yah yah yah,dia hina atas pelakunya..
maka pelakunya lah yang pantas dipersalahkan..
@jonk
ReplyDeletemau cari kmana ?
aduwd.... puisinya sunggunh menyayat hati... salam kenal...
ReplyDeletejahhh.. jgn mpe binasa mba... hayooo.. mari kita memulai kembali prjalanan hdp kita tnpa dia.. ahahhaha
ReplyDelete@qum
ReplyDeletehehe,sama2..
@lady
hayooo..
semangatt !!
yahh.. cinta kok dihina... disanjung dan dipuji dong/....
ReplyDeleteAhhh...
ReplyDeletecinta nggak selamanya menyakitkan.
kadang2 aja..hehe
salam kenal ya...
:D
kalo mau menikmati cinta saya punya resep : Cintailah pasanganmu bukan karena....tapi cintailah pasanganmu walaupun.....belum ngerti? bisa baca selengkapnya di blogku..salam kenal pa kareba?
ReplyDeleteBertutur tentang cinta memang tak ada habisnya,
ReplyDeleteDia tak bernoktah, juga tak bermuara,
tetapi dia akan berhenti pada siapa saja yang telah mengundangnya,
dari dulu sejak dia tercipta, mungkin sejak adam dan hawa mencecahkan kakinya di tanah surga, dia jauh lebih dulu ada,
konon karena dia, kehidupan ini ada,
tetapi sejak dia ada,
sejak kita mengenalnya, mungkin sejak kita berteman dengannya, Cinta selalu menarik untuk dijadikan persoalan, atau mungkin dipersoalkan !
karena mungkin hidup kita berawal dari cinta, dan mungkin akan berakhir dengan cinta pula, kalau kita beruntung di dalam kehidupan ini !
Beruntung dalam tanda kutip, bahwa cinta tak selamanya di indrai dengan bentuk kebahagiaan, tetapi dia akan berakhir pada sebuah kebahagiaan, karena titik tertinggi yang selalu dikehendaki oleh sebuah cinta adalah "kebahagiaan",
Dia bisa saja seperti kebahagiaan yang hadir tanpa "kebahagiaan", karena pada prinsipnya dia selalu menawarkan kebahagiaan dengan berbagai cara apapun,
melihat bunga yg mekar, mngkin bisa menciptakan perasaan yang tenang,
mungkin sj kt akan tersenyum kegirangan, kalau tiba tiba saja kita mengingat kembali kenangan2 manis kita,
bahkan kt akan berucap syukur tak terkira, manakala kt berkalung pita penghargaan,
itulah contoh bentuk bentuk kebahagiaan yang alami, gambaran kebahagiaan yang tabi'i,
Namun di dalam kehidupan ini, ada hal yang mungkin tidak bisa kita mengerti,tetapi dia mampu mengajarkan hal lain yang bisa kita renungkan didalm ktidakmengertian itu, karena semuanya berawal dari ketidakmengertian,tetapi semuanya itu butuh kontemplasi, iya toh ?
Tidakkah kt pernah berpikir, ketika menengok sejarah nabi isa yang berteman dengan kemiskinan, mungkin dialah yang termiskin yang pernah di miliki oleh sejarah,
bagaimana ketika ia hanya tidur bertilam pasir, berkaca dengan air,dan bersisir dengan jari jemarinya, coba imajinasikan, bagaimana kehidupannya saat itu ? saat2 dimana hari harinya dilalui tanpa berpikir materi, tiada hari selain hanya kekurangan, tetapi justru kemiskinan itulah yang membuatnya dia bahagia, bukan bahagia semata mata karena dia nabi, bukan karena dia dititahkan sebagai pembawa risalah, tetapi dia bahagia karena dia mampu melihat alam dan kebahagiaan itu dari sudut pandangnya sebagai orang yang tak berpunya.
karena dia belajar untuk mencintai dirinya, mencintai apa yang telah ditakdirkannya, mencintai kehidupannya, karena dengan cinta, dia mampu melahirkan sosok pembawa risalah, untuk kemudian membentuk masyarakan madani yang berlabel "cinta dan damai",
jadi cinta dan kebagiaan adalah dua paket yang mungkin tak terpisah, cinta melahirkan kebahagiaan dengan cara apapun, dan kebahagiaan itu adalah titik akhir dari sebuah tujuan kita di dalam kehidupan ini, dan setidaknya kebahagiaan itu adalah sebuah kebutuhan hidup yang senantiasa akan kita cari di mana saja, dan lewat apa saja.
lalu ada yang menyebut bahwa dia adalah sebuah anugerah, sebuah pemberian yang tulus dari Sang esa, tetapi apa yang disebut dengan "anugerah"?
anugerah itu sebuah hadiah yang sangat mulia, sebuah penghargaan yang tertinggi, karena dia sendiri datang dari sesuatu yang sangat agung,
karena dengan kemuliaannya, justru cinta itu sangat penting untuk menemani kita di dalam kehiudpan ini, kalau dia mulia, kalau dia sangat begitu luhur, bagaimana bisa dia menghina ?
Saya tidak hendak memanjakan cinta, saya pun enggan untuk mendewakannya, tetapi justru cintalah yang memuliakan kita, bukan menghina kita, karena memang dia tidak pernah diajarkan untuk menghina, menistakan kita, kalaupun ada hinaan seprti itu, saya kira bukan hinaan cinta, tetapi hinaan para penghina cinta, atau kebohongan para pendusta cinta, hehehe
ReplyDeletecinta pun seprti layaknya agama, dia bisa menjadi sesat, tidak sebening dengan namanya, bahkan bukan hanya sesat, tetapi jg mngkin menyesatkan, kalau dia berada di tangan orang orang yang tidak bertanggung jawab, berada di bawah kekuasaan orang orang yang menjadikan cinta itu berubah menjadi tirani, yang telah membuat agama kehilangan ruh dari kehendak ilahi.
Saya kira anda tidak hendak membuat persepsi tentang hinaan cinta, tetapi anda sedang mengurai perasaan anda terhadap para pelaku cinta, yang mencoba menebarkan cinta tanpa cinta, yang mencoba cinta itu hanya sekedar kata kata, tanpa perbuatan dan pembuktian !
yang kemudian menjadikan cinta itu tidak hanya sekedar persoalan perasaan belaka, hehehe
Saya yakin bahwa cinta itu tidak akan bisa bertasbih, bahkan bertakbir, kalau dia tidak berada di dalam pribadi yang selalu menggemakan tasbih dan takbir, karena apapun itu, termasuk cinta butuh seorang penggerak untuk bisa membuat dia tergerak, bertasbih, dan bertakbir,
seperti layaknya anda yang sedang diajak nonton KCB, jadi butuh pengaruh dari luar, baik dalam bentuk ajakan ataupun tawaran, untuk membuat kita terpengaruh untuk bisa menghadiri tontonan itu, tetapi pengaruh dari luar saja belum cukup, harus ada pengaruh dari dalam diri kita juga, yaitu bentuk respon dari luar, untuk kemudian menentukan pilihan, apa saya harus pergi atau tidak ! bukankah begitu ? hehehehe
*ajak ajak juga dong nonton*
Ekspresi dari tutur bahasamu sangat indah,
tetapi tidak semua mata mampu memandangnya,
tidak semua pikiran bisa meresapinya,
dan tidak semua mata hati mampu mendengarnya,
karena kami punya mata, pikiran, dan mata hati yang tidak terlatih, tidak teredukasi,
karena kami memiliki indera yang kurang tajam,
untuk membelah buah itu yang penuh sari dan makna,
karena kami hanya memiliki satu kaki untuk mengerjar liarnya imajinasi itu,
karena kami adalah kami,
yang tidak seprti andah,*pake "h" biar okkotski* heheheh
@lady
ReplyDeletemakasih yah masukannya
@between 2 big trees
heheh,pengalaman juga nih yah kayaknya.
hoho *canda
@iwan setiawan
salam kenal.
akan secepatnya ke blogmu wan.
krna LEBIH CEPAT LEBIH BAIK,hehe *promosi nih..
@La Creator
Sebelumnya saya mengucapkan banyak terima kasih atas ketidakbosanannya mengunjungi cakaran blog kumuh ini.terima kasih juga atas komentarnya yang jujur kuakui sangat menggugah perasaan.Sosok yang nampaknya sangat mengenal ku.atau hanya perasaanku saja yang terlalu geer di kenal,hehe..
tapi atas semua itu kuucapkan terima kasih.terima kasih atas penghargaannya.kedatangan la creator selama ini mmng sudah kuanggap sebagai penghargaan besar bagiku,ada atau tanpa comment..
Namun sebelumnya, saya juga ingin menyempurnakan nama sy yg mungkin secara tidak sengaja telah dipincangkan tanpa menulis huruf "E" pada ekor namanya "La CreatorE",hehehe
ReplyDeleteMungkin satu huruf itu tidak begitu penting, tetapi dia merupakan satu kesatuan yang membuat sebuah kesempurnaan, yang kemudian melahirkan sebuah makna.
Ada atau tanpa satu huruf itu mungkin tidak akan mengurangi kandungan artinya, tapi setidaknya kita terlatih membiasakan diri untuk menghormati penulisan secara benar,
*kayak guru saja*hehehe
Saya tak hendak mempersoalkah hilangnya huruf terakhir itu, mungkin dia tercuri, atau mungkin saja saya yang tidak melihatnya, entah terseret ke mana, tetapi apapun itu saya hanya ingin memperjuangkan orisinalitas,
karena dia terinspirasi dari bahasa negeri pizza, maka "E" itu adalah harga mati untuk sebuah penyebutan itu, tanpa dia mungkin saja dia akan kehilangan ruh dan maknanya, hehehe...
Bagaimana saya bisa bosan berkunjung, kalau saya sendiri tak pernah rajin berkunjung, karena hanya orang yang rajinlah atau orang yang sering seringlah yang berpotensi mengalami sindrom "kebosanan",kalau saya jarang dan cuman sekali kali bertandang ke sini, bagaimana mungkin saya bisa menderita penyakit kebosanan ? hehehe
saya tidak memiliki kemampuan mengetahui isi hati dan perasaan setiap orang, saya tidak mempunyai kelebihan seperti edward, tetapi kalau komentar iseng ini telah menggugah perasaan, alhamdulillah, yang penting tak menggugat perasaan, kalau yg itu naudzubillah, hehehe
Sosok yg nampaknya "mengenal" anda ???
ReplyDeleteYa, mungkin saja,tetapi untuk tidak terburu buru menilai, ada baiknya kt menggarisbawahi kt "mengenal", kalau kata itu dijabarkan sebagai orang yang sudah melihat anda dan mengetahuinya, baik itu dgn bertatapan wajah, ataupun mngkin lewat pertemuan yg tak disengaja, saya kira,saya ini masih termasuk pribadi yang mngkin belum mengenal anda,
tetapi kalau kata "mengenal" itu mengalami perluasan, tidak hanya terikat pd pertemuan, perkenalan dan persahabatan, tetapi mngkin ada ikatan2 lain yg menyebabkan kt bisa mengetahuinya, mengenalnya dan memahaminya,
seperti mungkin ketika kt diperkenalkan kepada aristoteles dan plato lewat aktivitas filsafatnya, mungkin kt jg mengenal Hitler dengan kediktatoran yg pernah diperankannya di pentas sejarah, atau mngkin kt mengenal para nabi kita karena kemuliaanya sbg wakil tuhan di dalam risalahnya,
mereka semua adalah para pelaku sejarah yg hidup tidak segenerasi dengan kita, lalu knp kt mengenalnya ? setidaknya mengetahuinya ?
karena kt berusaha untuk membaca sejarah, karena kt memang dididik untuk mengenalnya,
kalo mengenalnya dengan cara seprti ini,
besar kemungkinan sy jg mngkin mengenal anda,
tp saya hanya mengenal anda dalam "batas batas" tulisan anda,krn tulisan jg tidak mampu sepenuhnya bisa menggambarkan diri kita,tapi setidaknya tulisan itu jg punya sedikit pengaruh yg terpancar dari cerminan jiwa kita,
Jadi, sy mngkin termasuk sosok yg mengenal anda, tanpa harus tau siapa anda, dan seprti apa anda, tetapi saya tahu bahwa saya telah mengenal anda dalam setiap laku dan gerak gerik perasaan anda, yg kemudian jatuh terburai membentuk bait bait kalimat, dengan gaya narasi yg puitis, dramatis, tetapi kadang juga anggun dan humoris, hehehe....
Benar, memang saya menghargai, setidaknya ada bentuk apresiasi, tetapi menghargai tidak selalu sama dengan memberikan penghargaan, sebab penghargaan itu sudah anda genggam, telah anda dapatkan tanpa harus diberikan oleh siapapun, sejatinya penghargaan itu berasal dari dalam diri anda sendiri, adapun dari orang lain, itu hanyalah sebuah balasan, sebuah upah, sebuah imbalan, karena kita pandai menghargai diri kita sendiri, dan karena kita hidup di alam yg memberikan balasan untuk setiap yg kita lakukan, bahwa kita percaya sesungguhnya suatu saat nanti semuanya akan berbalas di hari pembalasan
Dan saya kira kedatangan saya bukan sebagai seorang pengunjung, jadi tak sepatutnya dihadiahi sebuah penghargaan, tetapi kalau anda ngotot,ya sebaiknya sy manut aja,
jadi,saya ini mau dihargai berapa ??? hehehe
Tdk mungkin anda menjadikan sy sebagai objek penghargaan buat anda, kalau saya sendiri tdk menghargai anda dalam bentuk "berkomentar",
adanya penghargaan karena diawali oleh komentar, karena komentarlah yg membuatnya dia jadi berharga, jadi tiadanya komentar, berarti meniadakan tidak adanya penghargaan, iya toh ?
bagaimana mungkin bisa kt memberikannya penghargaan, kalau tidak ada penyebab yg melahirkan adanya penghargaan itu ?
Mungkin karena anda punya paham, ada tidak adanya penyebab itu, kamu tetap ada, hadir tidaknya komentar itu, kamu tetap berharga, hehehe *sory kalau t-e-r-l-a-l-a-l-u* hehehe
Met kenal, memang agak terlambat, tapi itu tidak membuat kt tak jadi berkenalan kan ?
*salam persahabatan*
@La creatore yang sebelumnya ku tulis la creator tanpa embel E di belakangnya
ReplyDeleteJujur saja,ku akui kalau aku harus bingung hendak memulai kalimat ku dengan apa *ini juga udah dimulai* hehe..Nah,mungkin harus ku malai dengan kebingungan.Kebingungan atas kecerobohan ku menuliskan namamu yang tentu saja punya arti mendalam bagimu,meski anda mengatakan itu takkan mengubah arti,tapi tetap saja itu mampu menghadirkan rasa bersalah yang besar bagiku,dan untuk itu aku minta maaf.maaf yang sebesar-besarnya.maaf yang unlimited *kayak M2 aja,hhee*
Kebosanan karena ketidakrajinan berkunjung ?yah yah yah,itu mungkin benar, namun saja sebenarnya aku sangat berharap bahwa anda akan selalu berkunjung. Aku memujimu. Aku menyanjung mu. Setiap kalimat2mu bak narkotika yang mampu menghipnotis setiap pembaca untuk ingin terus membaca dan membaca tulisan mu. Ini tidak berlebihan loh,hehe..*kayaknya saya sudah tahu kalau anda akan berkata demikian,jadi nangkis sebelum di komentarin,hehe*
Edward dan engkau ? Tentu saja akan lebih ku pilih dirimu, walau tak kupungkiri si Edward cakep, keren da memesona,hehe *loh ?kok jadi napsu begini ngomongnya ?hihi..
Tapi memilih disini jangan lah engkau artikan sebagai apa, hanya jika dibandingkan, nampaknya engkau sosok yang sangat mengerti orang lain..
O iah,mengenai kata mengenal itu.sudah kukatakan diawal bukan bahwa mungkin hanya sosok diriku saja yang t-e-r-l-a-l-u kegeeran.Namun jika persepsi mu mengenai 'mengenal' yang tentu saja ditujukan untukku itu hanya sebatas perumpamaan mu,maka tak salahkan bila ku katakan bahwa aku juga mengenal mu ? Bahkan kita sudah lama saling mengenal. Saling mengenal lewat tulisan tentunya,hehe..
Penghargaan ? Penghargaan itu tentu daja atas apresiasimu di blog kecil ini.Aku tahu, engkau mungkin orang yang hebat,jauh lebih pandai bermain kata dariku, puitis, humoris, dan mungkin juga romantis,hhehe..Tapi itu semua tak membuatmu tinggi hati untuk berkunjung ke blog kecilku ini.Maka olehnya pengharhaan yang sangat untukmu.
Tidak ada yang terlamabat.Semuanya masih dini.Dalam mencari teman dan sahabat akan selalu ada peluang besar yang terbuka.Tak ada salahnya berteman dengan siapapun kan ? Yah,mungkin bisa ketemu jodoh,hehe *bercanda..
-Salam Hangat Persahabatan-
Sungguh sangat beruntung 'mengenalmu',hehe..
@ayas
ReplyDeletehehee,cintamu ?
cinta cinta..
knapa ada cinta ?
slam kenal ayat.
sering mmapir yah ?
Ijinkan aku untuk mengawali cakaran ini dengan tertawa, mungkin itu tidak etis, tetapi tertawa karna lucu, itu juga bagian dari hukum alam yg manusiawi, mungkin anda memang orangnya lucu, atau mungkin saja krn saya yang sudah menganggap anda lucu, atau mungkin lebih dari itu, lebih lucu, mungkin plus lebih lugu, saya kurang tahu, tetapi memang kita punya hak menilai orang, menilai dengan cara pandang kita,dan saya kira tak ada yang salah untuk itu.
ReplyDeletesaya tak sedang berbicara ttg kejujuran, tetapi saya berusaha untuk mendengar bisikan hati nurani, dan bahwa saya kiranya tak gemar dengan pujian dan sanjungan, saya tak sedap hati untuk bisa mendengar hal hal seperti itu,tapi tenanglah, saya masih tidak begitu bodoh untuk bisa menghindar dari gempuran pujian dan sanjungan itu, walaupun mungkin pada umumnya orang suka dan bahkan itulah yg selalu dicari agar ingin dipuji, disanjung dan ditinggikan, tetapi ingat, saya ini bukan dari kebanyakan orang seprti itu, karena saya mungkin termasuk warga yg dibesarkan oleh masyarakat yg punya kultur "sering memuji, bkn karena sekedar ingin dipuji, gemar menyanjung, tetapi tak butuh sanjungan", mungkin terdengar agak misterius, tetapi bukankah masyarakat itu bagian dari kehidupan ? dan tidakkah kehidupan itu sendiri adalah sebuah rahasia yg selalu akan dilingkupi oleh misteri?
Puji dan sanjungan itu, atau apapun yg bisa membesarkan hati setiap hati orang, itu tidak berarti adalah sesuatu yg menyenangkan. Bisa saja menyedihkan mungkin, karena anda menyanjung orang yg tak berhak untuk disanjung, memuji yg tak layak pujian, tetapi sekedar mengingatkan, saya akan selalu punya cara untuk menyukai hal hal yg sebenarnya mungkin saya tidak senangi, karna saya beranggapan semua kata kata yg membesarkan hati itu bg orang lain, adalah sebuah gaya anda untuk bisa membuat saya tertawa, tetapi mungkin dengan cara yg tak disengaja, atau pun mngkin yg tak pernah terpikirkan oleh anda,
Mungkin anda tak berniat untuk melucu, tak ada rencana untuk membuat saya tertawa, tetapi ingatlah tak semua orang tertawa hanya karena memang itu lucu, tetapi saya tertawa karena anda telah membuat saya bisa menikmati lelucon anda yg mungkin "terlalu" dan "berlebihan" itu, terlalu memuji, dan berlebihan menilai, tetapi memang itu adalah hak anda, tak ada larangan
tak ada batasan, namun untuk itu tak usahlah kita gegabah untuk menilai sesuatu,
anda boleh beranggapan apa saja kepada saya, bahkan mungkin anda boleh bilang, bahwa saya ini ngawur dan kurang waras, sebab tidak begitu senang dengan sanjungan, dan kurang begitu akrab dengan pujian, mngkin akan timbul anggapan kalau saya ini manusia yg tidak dilahirkan di atas bumi, mungkin alien yg datang dari planet lain yang punya rupa mirip manusia, tapi tidak mengenal kehidupan manusia, dan memang itulah yang saya kehendaki, saya ingin berlari sejenak meninggalkan kewarasan ini, untuk kemudian bersandar di dalam istana ketidakwarasan, sekalipun itu hanya sesaat, hehehehe
Hati hati ! jadi anda sekarang berhadapan dgn manusia yg "kurang waras", yg mngkin belum sampai pada taraf "tidak waras", tetapi tak usah gelisah,tetaplah tenang, karena saya ini bukan bajul, bukan orang jahat yg gemar menyebar virus kejahatan, jika saja kekurangwarasan itu divonis sebagai bentuk kriminal, hehehe
Edward dan saya ? tentu saja beda,
kalau edward itu dari dunia vampir,
sy mngkin dari garis keturunan mak lampir,
kalau dia sangan begitu keren,
saya cmn bisa ngarep jadi orang beken,
kalau dia punya pesona,
saya mungkin cmn gemar tebar pesona,
alias tebar fitnah, hihihi
tak usahlah kt beda bedakan,toh kt tetap sama di mata Tuhan, namun untuk itu saya kira saya rasanya perlu berterima kasih pada anda, karena setidaknya anda sudah memilih saya tanpa harus berkampanya lebih awal, entah dengan pertimbangan apa, atau mungkin tanpa pertimbangan, hehehe
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKemudian sosok yg romantis ???
ReplyDeleteSosok yg penuh dengan tanda tanya,
mngkin saja, karena saya kira setiap manusia mempunyai jiwa yg romantis, namun untuk menumbuhkan sikap itu, saya kira tiap individu punya cara pengungkapannya masing masing,tetapi klo dibilang cowok romantis, seperti imajinasi yg lazim dalam film2, yg memberikan sekuntum bunga pada kekasihnya, yg hanya bisa menatap kekasihnya lewat purnama, yg selalu mendendangkan sebuah lagu untuk mengiringi malam malamnya, saya kira saya amat jauh dr romantis jenis seperti itu, saya kira itu adalah romantis ala romeo, tetapi bukankah kekasih itu memiliki kadar romantis yang berbeda beda untuk pasangannya, iya toh ?
Kt hanya butuh mengetahui,mengenali, dan memahami kemampuan sang kekasih yg kt miliki, bahwa dia bukanlah romeo yg kt harapkan akan keromantisannya, hehehe
Tetapi yg paling penting untuk semua itu adalah terjaganya kasih sayang, sebab romantis itu sendiri adalah salah satu bentuk pengungkapan rasa kasih sayang, dan kita tak mesti jadi romantis, untuk bisa menumpahkan kasih sayang kita kepada orang lain, iya toh ?
bentuk romantis kt kepada orang tua adalah berbakti kepadanya, bentuk romantis kepada teman kita adalah berusaha untuk menjaga arti persahabatan itu, bentuk romantis kita kepada pemimpin adalah mentaatinya, bentuk romantis kita kepada bawahan adalah memberikan haknya, dan bentuk romantis kita kepada alam adalah berusaha untuk mencintai alam itu,
makanya jangan buang sampah di sembarangan tempat, jangan asal menebang pohon, yang penting jangan buat alam sampai marah,
karena kalau dia marah, bisa terjadi marabahaya, kt bisa kena bencana, lihat saja bencana bencana alam di negeri kita yang
tak berkesudahan, itu bukan sekedar persoalan takdir, tetapi itu juga karena adanya campur tangan kita, campur tangan orang orang yg
tidak bisa bersikap romantis kepada alam, bagaimana bisa alam menjaga kita, kalau kita sendiri enggan untuk memeliharanya,
dan bagaimana bisa alam mencintai kita, kalau kita sendiri tidak berusaha untuk mengungkapkan rasa cinta kita kepadanya ? hehehehe
*lg berkampanye mendeklarasikan program "cinta alam", hehehe
Kemudian sosok yg bisa mengerti orang lain ??? bagi saya ini adalah sebuah tantangan, dan saya kira ini jg pernyataan yg nyaris berlebihan, tetapi tak apalah, saya anggap ini adalah bentuk doa agar suatu kelak nanti,saya bs benar benar menjadi orang seprti itu, Amien !!! persis apa yg dikatakan oleh orang tua saya, bahwa tak ada usaha yg "gagal" untuk menjadi orang yg bisa "dipahami", kalau kt sejak dini belajar dan berusaha untuk "memahami".
Sy kira harapan anda itu akan segera di dengar oleh para penghuni langit, mngkin saya akan jarang berkunjung, tetapi saya akan lebih sering "bersilaturahmi", karna kt punya ikatan sebagai anak bangsa, seyogyanyalah benang benang persaudaraan itu kita rajut kembali, merdeka !!!
*orasi seorang orator, yg mendengkur tanpa pendengar* hehehehe
Tapi untuk semua itu sy jg ingin haturkan terima kasih, untuk sebuah tawa hari ini, krn saya yakin orang punya caranya tersendiri untuk bisa membuat orang tertawa,tanpa dia mungkin sadari kalau dia berhasil membuatnya tertawa, malah mngkin jg bs tertawan, hehehe
ReplyDeleteDan bahkan Tukul pun sendiri mampu membuat manusia tertawa, dan tdk hanya manusia,tetapi dia jg bisa membuat suasana jd membahana dengan gelak tawa yg menggema, karena dia berhasil menertawakan dirinya sendiri, karena dia bisa menempatkan dirinya sebagai bahan tertawaan, karena dia mampu mengekspos segala kelebihannya di balik serba kekurangannya, dan karena dia tahu "bagaimana mestinya menghargai kemampuannya",hehehe
Saya tidak sedang membandingkan anda dengan mas tukul, semua manusia memiliki kepribadiannya masing masing, dan semua dari kita punya cara masing masing dalam mengungkap kepribadian dan jati diri itu, tapi saya hanya ingin bilang, Lelucon anda pada episode kali ini benar benar menjadikan saya orang yg bisa menikmati "rasa tertawa" itu, thanks before....
Lebih puitis, humoris,dan jg mngkin romantis ??? serta sosok yg bisa mengerti orang lain ???
Wauwwwww...busyet bin dahsyat deh ! masihkah ada orang seprti ini ? sungguh sebuah pengakuan, pernyataan yang nyaris menemukan kesempurnaan,
Tapi sy kira, saya tak sepuitis amat dgn anda, sy hanya mencoba untuk selalu belajar merangkai pikiran yg berserakan, sy hanya mencoba membangun kalimat kalimat yg berguna untuk kehidupan, dan karena saya tahu bahwa agama kita adalah agama peradaban, islam adalah peradaban kata kata, peradaban kalimat, dan peradaban makna, maka sebagai muslim, tentulah saya merasa berkewajiban untuk bertutur manis, tanpa harus dipaksakan puitis, karena sebenarnya sesuatu yg puitis, tidak hanya karena mengalami proses puitisasi, tetapi lebih karena dia mampu menemukan dan menyelaraskan pertautan diantara pikiran dan perasaan, yg kemudian membentuk sebuah kombinasi yg singkron di dalam pengungkapan. dan itulah bentuk keindahan yg mungkin terlupakan.
saya tdk berusaha untuk menjadi org humoris, agar anda tertawa, tetapi saya siap menjadi org yg manis, agar anda bisa ceria,
karna yg lebih dibutuhkan bukan hanya sekedar tertawa, tetapi bagaimana hati kita bisa gembira, bisa menumbuhkan suasana hati yg tenang,yg senantiasa diruanglingkupi dengan kelapangan dan kegembiraan, karena apa yg diajarkan oleh nenek saya adalah,
"berusahalah untuk menjadi pribadi yg dibutuhkan, pribadi yg menyenangkan, namun juga mampu menyejukkan, karena sesungguhnya kegembiraan itu ada pada kegembiraan setiap orang"
Bahkan Nenek saya pernah bilang "saya memang tidak bisa puitis untuk menggapai cintamu, saya tak begitu pandai berhumor untuk menciptakan senyuman yg menyungging di pipimu, tetapi aku akan melakukan apa saja, untuk membuatmu gembira, untuk membuatmu ceria, karena hanya ketulusanlah yang pada akhirnya akan menjadi pejuang yang akan berhasil memanen buahnya"
dan nenek saya juga melanjutkan ceritanya sebagai pejuang tanah air ini "saya rela mengorbankan apa yang saya miliki, untuk menjadi pejuang yang humanis, dan saya akan menjadi musuh bagi siapa saja yg bertindak sewenang wenang dan sadis ..." *gemuruh semangat nenek saya saat pemberontakan PKI yang menginjak injak nilai nilai kemanusiaan* hehehe