Friday 20 December 2013

Ciuman Tanpa Warna

Ingatkah kau pada sore itu?
Saat kau ucapkan selamat tinggal.
Hujan belum turun dari langit abu-abu,
Namun dingin telah merayap di sekujur tubuh.

"Detak jantungku telah jadi detak jantungmu,"
Begitu katamu pada rerumputan yang kesepian.
Seminggu kemudian kau palingkan pandanganmu,
Meski sakit, kau tetap inginkan perpisahan.

"Mari berpisah dan tak bertemu lagi,
Jika kau merindukanku datanglah ke tempat ini,
Bersama sore kau tak akan temukan obat sepi,"
Pesanmu untuk yang terakhir kali.

Detak jantungmu seirama denganku,
denyut nadiku senada denganmu.
Namun inginmu pergi dariku,
tak peduli detak dan denyut itu.

Ingatkah kau pada sore itu?
Saat kau tertawa untuk yang terakhir kali.
Genggaman erat yang tak ingin lepas,
berakhir dengan sebuah ciuman tanpa warna.

Tuesday 10 December 2013

Kekasih dan Musim Panas

Kekasih, kau nyata...
"Lihat aku, lihat hatiku," begitu katamu.
Aku melihatmu dan aku merasakanmu,
Seperti pasir, ombak, dan sinar sang surya

Kekasih, kau nyata..
Kau lihat aku dan rasakan hatiku,
"Penuh gejolak," itu katamu,
Tentu saja, itu gejolak musim panas.

Kau kira gerimis tak akan turun.
Kau tak membawa payung,
tentu saja aku juga tak bawa,
namun kamu boleh berteduh di bawah jaketku.

Gerimis memang tak lama,
angin dingin hanya sekedar lewat,
"Aku ingin berjalan bersamamu," kau bilang sambil melangkah,
Aku mengikutimu meskipun sesungguhnya kaki ini telah lelah.

"Akan kemana kita setelah liburan ini berakhir?"
Kau berharap tetap bersamaku..
Namun aku pulang dalam bayang dan hilang.
Bulan demi bulan telah berlalu,
Kamu tetap mencariku,
Padahal kau cuma sepercik kesenangan untuk musim panas yang lalu