Saturday, 5 September 2009

cinta pertama (part 2)

Dibalik jendela kaca,
kita duduk berdampingan,
menyantap lezatnya hidangan aroma rasa,
tiupan angin menggugah selera,
sesekali dia sentuh ujung jariku,
mengurai senyum tak bermakna..
sambil mendengar ridho bercerita lagu cinta pertama..
bahwa cinta pertama takkan bisa terlupa,
bahwa cinta, yang waras menjadi gila..

Sontak jiwa menggebu bertanya, "Apa itu cinta pertama ?Bagaimana membedakannya ?"
Ada hal terasa berbeda, bagitu jawab si pria botak itu..
Lalu ada tangan-tangan terasa mencubit pipiku lembut,
menanyakan apa yang ku rasa,
mengintrogasiku hingga tak tahu harus berkata apa,
lalu kembali berkata, cinta pertama itu seperti yang kau rasa, cinta pertama tak bisa diungkapkan hingga kau tak tahu lagi hendak berkata apa..

Jatuh air mata jiwaku malam itu,
mengalir deras melalui pancuran sayang pertama pada pria,
karena tahu wanita itu membuatnya tak bisa berkata apa-apa,
membongkar kembali memorinya,
kala memperhatikan wanita itu dari belakang,
membuntutinya dari kejauhan,
melancarkan satu senyuman bahagia yang ku lihat jelas,
wanita itu bukanlah aku..

Egois jika ku salahkan rasa nya,
manakala kita belum bertemu,
wanita itu buatnya terpaku..

Kini..
Biar ku ditemani malam pertama ramadhan ini dengan seroll tissue,
bisa mungkin dia sumbat pancuran itu,
jikalau tidak biar air mata jiwa ini membanjiri raga,
memenuhi sumur kecil tak berwarna,
siapa tahu kelak kupakai melepas dahaga,
atau menghapus tinta hitam kanvas cintaku

No comments:

Post a Comment

silahkan meninggalkan pesan :)